PENDIDIKAN KARAKTER SECARA KOMPREHENSIF; SEBUAH KENISCAYAAN

Main Article Content

Fatimah

Abstract

Revolusi teknologi informasi, komunikasi dan transportasi menjadikan dunia ini tanpa batas. Globalisasi memberi peluang dan fasilitas yang luar biasa bagi siapa saja yang mau dan mampu memanfaatkannya. Namun globalisasi tidak hanya membawa dampak positif tapi juga negatif. Kompetisi, integrasi dan kolaborasi adalah dampak positif globalisasi. Namun di sisi lain, lahirnya generasi instan (generasi now, sekarang, langsung bisa menikmati keinginan tanpa proses perjuangan dan kerja keras), dekadensi moral, konsumerisme bahkan permisifisme adalah sebagian dampak negatif yang ditimbulkan globalisasi (Jamal Maruf Asmani, 20212). Globalisasi telah menembus semua penjuru dunia bahkan daerah terpencil sekalipun, masuk ke rumah-rumah, menghantam pertahanan moral dan agama, sekuat apa pun dipertahankan. Televisi, internet, koran, handphone adalah media informasi dan komunikasi yang berjalan dengan cepat, melintasi batas ruang dan waktu, menggulung sekat-sekat tradisional yang selama ini dipegang kuat-kuat, moralitas pun menjadi longgar. Sesuatu yang dahulu dianggap tabu, sekarang menjadi biasa-biasa saja. Cara berpakaian, berinteraksi dengan lawan jenis, menikmati hiburan di tempat-tempat spesial menjadi trend dunia modern yang sulit ditanggulangi, banyak manusia terlena dengan menuruti seluruh keinginannya (Jamal Maruf Asmani, 20212). Karakter anak bangsa pun berubah menjadi rapuh, mudah diterjang ombak, terjerumus dalam trend budaya yang melenakan dan tidak memikirkan akibat yang ditimbulkan. Prinsip-prinsip moral, budaya bangsa dan perjuangan melemah bahkan  hilang dari karakteristik mereka. Fenomena sosial yang terjadi akhir-akhir ini, menjadi bukti bahwa anak didik kita sedang dalam masa kebimbangan dan kegalauan akan arah kehidupan. Data dan fakta dari berbagai lembaga survai dan Lembaga resmi pemerintah yang relevan telah menunjukkan bukti penyimpangan perilaku anak didik yang mengkhawatirkan. Beranjak dari realitas tersebut nampaklah bahwa dekadensi moral di kalangan remaja telah menjadi fenomena massal yang membahayakan. Banyak faktor yang menyebabkan hal itu terjadi, antara lain penanaman nilai-nilai agama yang minim baik di lingkungan keluarga maupun sekolah serta krisis “uswah†(keteladanan) dari orang tua atau guru. Sementara pada saat yang sama, budaya permisif (serba boleh) dan hedonis (mengagungkan kenikmatan duniawi) melanda generasi muda dari berbagai sisi kehidupan. Bila dicermati Hadis Rasulullah SAW, maka jawaban dari semua penyimpangan tersebut adalah krisis akhlak (karakter islami).  Nabi SAW. bersabda: “Sesungguhnya aku diutus Allah untuk menyempurnakan akhlakâ€. (HR. Ahmad). Apabila seseorang beriman dan beramal shaleh serta memiliki akhlak yang baik maka selamatlah ia di dunia dan akhirat. Karena, ia pandai menjaga relasinya dengan Allah SWT melalui ibadah (hablum minallah) dan juga mampu mengharmoniskan hubungan dengan sesama manusia serta alam sekitarnya (hablum minan nas dan hablum minal ‘alam)

Article Details

How to Cite
Fatimah. (2020). PENDIDIKAN KARAKTER SECARA KOMPREHENSIF; SEBUAH KENISCAYAAN. Al-Mubin: Islamic Scientific Journal, 3(2), 95-103. https://doi.org/10.51192/almubin.v3i2.75
Section
Articles

References

Agung, Iskandar, Dr., dkk., Pendidikan Membangun karakter Bangsa, ed. Mahdiansyah, (Jakarta : Bestari Buana), Cet. Ke-1

Raka, Gede dkk., Pendidikan Karakter di Sekolah, (Jakarta : Gramedia), 2011.

Al-Gazali, Muhammad, Akhlak Seorang Muslim, (Semarang, Wicaksana), Cet. Ke-1, 1986,

Al-Hamad, Muhammad Bin Ibrahim, Suu’ul Khulq, (Riyadh, 1425 H),

Dimas,M. Rasyid, 20 Langkah Salah Mendidik Anak, (Bandung: Syaamil), Cet. Ke-4,

Mustakim, Bagus, Pendidikan Karakter, Membangun Delapan karakter Emas menuju Indonesia Bermartabat, (Yogyakarta : Samudra Bani), 2011.

Sutarjo Adisusilo, JR. Pembnelajaran Nilai-nilai karakter, (Jakarta : Grapindo Persada) , Cet. Ke.1

Rachmat, F. (2018). MENGEMBANGKAN “KETERAMPILAN MOTORIK KASAR MELALUI STIMULASI PERMAINAN ANGKLUNG†PADA SISWA-SISWI ANAK USIA DINI DI RA NURUL AMIN CITAYAM BOGOR. Al-Mubin; Islamic Scientific Journal, 1(2), 8-13.