ANALISIS SIGNIFIKANSI TAFSIR MIMPI SIMBOLIK DAN GANGGUAN JIWA MENURUT SIGMUND FREUD DAN IBNU SIRRIN
Main Article Content
Abstract
Mimpi dan perilaku memiliki korelasi signifikan, hanya saja masih diperdebatkan apakah mimpi yang mempengaruhi perilaku, atau sebaliknya perilaku yang mempengaruhi mimpi. Jika hipotesis pertama yang diterima maka mimpi yang indah dan baik, secara psikologis, akan berimplikasi posititf bagi perilaku lahiriah seseorang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, yang di dalamnya termasuk kategori penulisan konsep, yaitu jenis penelitian studi kepustakaan (library research), melalui data yang lebih memerlukan olahan filosofik dan teoritik daripada uji empirik..Penelitian ini bersifat deskriptif analitik, yaitu penelitian yang berfungsi untuk menyelesaikan masalah melalui pengumpulan, penyusunan, dan proses analisa mendalam terhadap data yang ada untuk kemudian dijelaskan dan selanjutnya diberi penilaian. Hubungan mimpi dengan gangguan jiwa digambarkan Freud dalam tiga kerangka, yaitu: Pertama, penyebab abnormalitas dan hubungan klinis dari mimpi sebagai gambaran, petunjuk, dan sisa kondisi kegilaan. Kedua, modifikasi mimpi menjadi bahasan utama dalam penyakit mental. Ketiga, hubungan intrinsik mimpi dan kegilaan dalam bentuk analogi menunjukkan hubungan yang dekat secara esensial. Hubungan mimpi dan kegilaan juga ditunjukkan melalui kasus kegilaan delusional karena mimpi buruk.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
CONS-IEDU memberikan akses terbuka kepada siapa saja sehingga informasi dan temuan dalam artikel ini bermanfaat bagi semua orang. Konten artikel jurnal ini dapat diakses dan diunduh secara gratis, tanpa dipungut biaya, mengikuti creative commons license yang digunakan.
CONS-IEUD: Jurnal Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam berlisensi Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
References
Sigmund Freud. (2001). Dream Psychology, Psychoanalysis for Beginners. The James A. McCann Company.
Sigmund Freud. (2015). Tafsir Mimpi. Terj. Supriyanto Abdullah. Indoliterasi.
Siswantoro. (2004). Metode Penelitian Sastra: Analisis Psikologis (Sebelas Ma). Sugiono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Sugiono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan. 2008. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya
Tatang M. Arifin. (1995). Menyusun Rencana Penelitian. Rajawali Press.
Yadi Purwanto. (2003). Memahami Mimpi Perspektif Psikologi Islam. Menara Kudus.
Imam. 2006. Mutiara Hadist tentang Fitrah Manusia. Yogyakarta: Azam.
Lexy J. Moleong. (2005). Metodologi Penulisan Kualitatif. Rosdakarya.
M. Shafii. 2004. Psikoanalisis dan Sufisme,(freedom from the self: sufisme, meditation and Psychotherapy),terjemahan. MA Subandi. Yogyakarta: Campus Press.
Masrukhin, Interpretasi Mimpi dalam Perspektif Hadits dan Teori Sigmund Freud serta Implikasinya Terhadap Pendidikan Mental Vol. 9, No. 2, (June) 2023. Journal website: jurnal.faiunwir.ac.id
Moeljono Notosoedirdjo dan Latipun. (2011). Kesehatan Mental: Konsep dan Penerapan. UMM Press.
Muhammad Utsman Najati, Psikologi dalam tinjaun Hadits nabi, terj. Wawan Djunaedi Soffandi. Jakarta: Mustaqiim. Diakses dari online,vol: Vol. 9, No. 2, (June) 2023.
Musfir Bin Said Az Zahrani. 2005. Konseling Terapi. Terjemahan oleh Sari Narulita dan Miftahul Jannah. Jakarta: Geman Insani Press. Permendiknas No. 27/2008.
Purwa Atmaja Prawira. (2013). Psikologi Kepribadian dengan Perspektif Baru. Ar Ruzz Media.
Qaul fi an Nafs dalam Risail al Kindi al Falasifa.Al Quran Karim.
Rianto Adi. (2004). Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum. Granit.