POLA KOMUNIKASI GURU DAN SISWA PADA METODE ‘LEARN TO PLAY’ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA INGGRIS ANAK
Isi Artikel Utama
Abstrak
Kemampuan bahasa Inggris masyarakat Indonesia masih tergolong rendah, terbukti dari peringkat ke-79 dari 113 negara. Salah satu faktor penyebabnya adalah pembelajaran bahasa Inggris yang belum dibiasakan sejak usia dini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola komunikasi antara guru dan siswa dalam penerapan metode Learn to Play serta pengaruhnya terhadap peningkatan kemampuan bahasa Inggris anak di Children English Club (CEC) be Smart. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi langsung, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru menerapkan tiga pola komunikasi, yaitu satu arah, dua arah, dan multi-arah. Di antara ketiganya, pola komunikasi dua arah paling sering digunakan dan dianggap paling efektif karena memungkinkan interaksi timbal balik yang intens, didukung oleh pendekatan komunikasi interpersonal. Selain itu, penerapan metode Learn to Play berhasil meningkatkan kemampuan bahasa Inggris anak secara signifikan. Metode ini menghadirkan pembelajaran dalam bentuk permainan yang menyenangkan, sehingga anak-anak lebih termotivasi, tidak merasa tertekan, dan mampu memahami materi dengan lebih cepat. Dengan demikian, penelitian ini menyimpulkan bahwa kombinasi pola komunikasi dua arah dan metode Learn to Play secara efektif mendukung peningkatan kemampuan bahasa Inggris anak usia dini
Rincian Artikel
Referensi
Adolph, R. (2016). Kemampuan bahasa Inggris anak (pp. 1–23).
Aidilsyah, M. R. (2017). KARTAR (Kartu Pintar): Media pembelajaran alternatif berbasis Learn and Play Method untuk anak tunarungu (pp. 1–9).
Amalia, A. R., Maksum, A., & Nurhasanah, N. (2024). Keragaman bahasa pada siswa sekolah dasar: Analisis perbandingan kemampuan bahasa daerah, bahasa nasional, dan bahasa asing. Jurnal Pendidikan Dasar, 13(001), 227–236.
Anggraini, E. S. (2021). Pola komunikasi guru dalam pembelajaran anak usia dini melalui bermain. Jurnal Bunga Rampai Usia Emas, 7(1), 27. https://doi.org/10.24114/jbrue.v7i1.25783
Charlotte, A. H., Pendahuluan, A., & Nuh, M. (2013). Dini versus budaya lokal (pp. 63–72).
Collins, S. P., Storrow, A., Liu, D., Jenkins, C. A., Miller, K. F., Kampe, C., & Butler, J. (2021). No title (pp. 10–35).
Decker, J. (2024). Interpersonal. In CEO (pp. 207–211). https://doi.org/10.5040/9798400624261.ch-028
Effendy, O. U. (2017). Ilmu komunikasi: Teori dan praktik.
Goleman, D., et al. (2019). Kajian teori komunikasi interpersonal. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Istiqomah, N. (2016). Landasan teori pola komunikasi (pp. 1–23). https://www.google.co.id/books/edition/Komunikasi_dalam_Kepemimpinan_Organisasi/jUhNDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=buku+pola+komunikasi+primer&printsec=frontcover
Panjaitan, I. P., & Sitompul Ningsih, S. W. (2017). BAB II (pp. 25–26). http://repository.unimus.ac.id/774/3/BAB%20II.pdfPennings, H. J. M., & Hollenstein, T. (2020). Teacher-student interactions and teacher interpersonal styles: A state space grid analysis. Journal of Experimental Education, 88(3), 382–406. https://doi.org/10.1080/00220973.2019.1578724
Pertiwi, A. B., Rahmawati, A., & Hafidah, R. (2021). Metode pembelajaran kosakata bahasa Inggris pada anak usia dini. Kumara Cendekia, 9(2), 95. https://doi.org/10.20961/kc.v9i2.49037
Siahaan, F. (2022). The critical period hypothesis of second language acquisition theory of Eric Lenneberg’s. The Explora, 8(2), 28–34. https://doi.org/10.51622/explora.v8i2.643